//
you're reading...
Uncategorized

Taat dan Taqwa

TAAT dan TAQWA
Bismillahir rohmannir rohiim.
Taqwa dalam arti harfiah berarti taat. Taat itu tidak melakukan sesuatu perbuatan kecuali perbuatan itu diperintahkan atau diberi hak untuk melakukan dan / atau tidak melakukan. Seorang hamba dikatakan taat pada majikannya bila hamba tidak melakukan sesuatu perbuatan selain apa yang diperintahkan majikan dan apa yang ia diberi kewenangan oleh majikam untuk melakukan atau tidak melakukannya. Dilarang sama artinya tidak diberi hak untuk melakukan. Seorang hamba bukanlah manusia merdeka sebagaimana majikannya. Jika hamba melanggar, majikan akan memberi sangsi atau hukuman, sebaliknya bila hamba taat, majikan yang murah hati tentu menyayangi dan memberikan aneka hadiah selain upah standarnya. Seorang hamba yang taat harus tahu rambu yang diberikan sang majikan. Warga Negara yang taat hukum dia harus tahu hukum atau ia harus bertanya kepada lawyernya, sudah betulkah apa yang akan dikerjakannya.
Taqwa dalam arti khusus menurut agama Islam adalah taat kepada Allah dan rasulNya. Allah dan rasulNya adalah sumber hukum yang harus ditaati secara mutlak. Bila ia melanggar kita dipinalti dengan dosa (nar) dan bila patuh akan mendapat pahala (nur) serta hadiah hadiah berupa rahmat dan karuniaNya.
Hadits yang artinya :
“Tunaikanlah apa yang diwajibak Allah atasmu, engkau (pasti) menjadi manusia yang paling mengabdi kepada Allah, jauhilahapa yang diharamkan Allah atasmu engkau (pasti) menjadi manusia yang paling taqwa dan terimalah dengan rela apa yang dibagikan Allah untukmu, engaku (pasti) menjadi manusia yang paling kaya. (HR. Ibnu ‘Adi dari Ibnu Mas’ud, Dikutip dari Kitab Al Jamius Shaghier 1, hal. 111)
Taat kepada Rasulullah bukan berarti mukminin itu hamba Rasulullah. Allah berfirman
Q.S. Al Hadid ayat 28
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman (kepada Para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu nur yang dengan nur itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
maka bila seorang mukminin taat kepada Rasulullah SAW maka ketaatannya itu, pada hakikatnya sama dengan ketaatan kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda,” Sebagai tanda engkau taat kepada Allah, engkau taat kepada rasuluNya, dan sebagai tanda engkau taat kepadaku engkau mentaati imam imammu yang adil. Disini bisa disimpulkan bahwa ketaatan seorang mu’min yang sedang menuntut ilmu kepada imamnya adalah ketaatannya kepada Allah.
Kalau ada ketaatan maka harus ada yang ditaati yaitu ketentuan, ketetapan serta percontohan atau ucapan dan perbuatan sumber hukum yang dalam istilah agama Islam disebut as sunnah. Sunnah ada 3 (tiga) yang menurut hirarhinya diurut sebagai berikut :
1. Sunnah Allah atau sunatullah yaitu seluruh Firman Allah (ucapan) dan percontohan Allah dalam penciptaan alam semesta (perbuatan). Sunnatullah berupa perbuatan berlaku universal untuk seluruh manusia dari Adam as sampai kiamat. Sedang sunnatullah dalam ucapan adalah firman Allah yang diterima para rasul dan ditulis dalam suhuf atau kitabullah serta hadits qudtsi, berlaku terbatas masing masing umat rasul tersebut. Untuk orang yang lahir setelah Rasulullah saw diangkat menjadi nabi dan rasul, berlaku risalah yang dibawa beliau, karena beliau adalah nabi penutup.
Sunatullah itu tetap berlaku semenjak manusia diciptakan pertamakali sampai kiamat. Seluruh Firman Allah yang turun kepada para nabi/rasul sebelum Muhammad saw diangkat menjadi rasul, bersumber dari nur al Qur’an yang ada di kitabun mubin yang ada di pohon sidrotul muntaha. Hakikat ajaran / petunjuk yang diajarkan para rasul adalah sama, bukan bertentangan karena berasal dari sumber yang sama yaitu al Qur’an. Yang berbeda adalah cara atau syariatnya. Misal sebelum sebelum rasulullah menjalankan kerasulannya, bila sholat menghadap masjidil Aqso, kemudian dipindah menghadap ka’bah.

2. Sunnah Rasul atau sunnaturrasul yaitu seluruh sabda rasulullah (ucapan) dan percontohan perilaku/ akhlak rasul (perbuatan). Sunaturrasul berlaku untuk umat masing masing nabi/rasul. Bagi umat setelah kerasulan Muhammad saw, sunah yang berlaku adalah sunnah rasulullah saw. Sunnah rasulullah Muhammad saw telah dibukukan dalam kitab hadits.
Hadits :
Artinya :
“Bertaqwalah kamu kepada Allah dalam (hal) shalat, Bertaqwalah kamu kepada Allah dalam (hal) shalat, Bertaqwalah kamu kepada Allah dalam (hal) shalat, Bertaqwalah kamu kepada Allah dalam (memperlakukan) budakmu, bertaqwalah kamu kepada Allah dalam (memperlakukan) budakmu. Bertaqwalah kamu kepada Allah dalam (memperlakukan) dua golongan yang lemah : “Perempuan janda dan anak yatim”.(HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Anas, Dikutip dari Kitab Al Jamius Shaghier 1, hal. 66)

3. Sunnah imam yang adil, yaitu ucapan dan perilaku imam dan hasil ijtihadnya yang hanya berlaku bagi jamaahnya dan tidak boleh dipaksakan pada jamaah lain. Imam yang adil adalah seorang yang ditunjuk Allah untuk menjadi imamul mutaqin setelai ia menerima beberapa petunjuk yang berupa perintah dan larangan baik yang bersifat umum dan pribadi seperti yang diterima Nabi Ibrahim as.

Q.S. Al Anbiya ayat 73
Artinya :
Kami telah menjadikan mereka itu sebagai Imam-Imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah,

Q.S. Al Anfal ayat 29
Artinya :
Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan.(pembeda antara yang haq dan yang batil) dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Hadist Qudsi berikut:
Artinya .
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman: “Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka Aku telah mengumumkan perang kepadanya. HambaKu tidak mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang paling Aku sukai dari pada sesuatu yang Aku fardhukan atasnya. HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan sunnat-sunnat sampai Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku menjadi pandangan yang untuk mendengarnya, penglihatan yang untuk melihatnya, tangan yang untuk menamparnya dan kaki yang untuk berjalan olehnya. Jika ia memohon kepadaKu, niscaya Aku benar¬benat memberinya. Jika ia memohon kepadaKu, niscaya Aku benar-benar melindunginya. Dan Aku tidak bimbang terhadap sesuatu yang Aku iakukan seperti kebimbanganKu terhadap jiwa hambaKu yang beriman yang mana ia tidak senang mati sedang Aku tidak senang berbuat buruk terhadapnya”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Orang dengan kriteria diatas, dia bukan nabi tetapi perbuatannya dalam pantauan dan dalam bimbingan Allah, karena ikhtiar bertahun tahun mengikuti as sunnah, seakan akan perbuatannya adalah perbuatan Allah yang bisa dipakai huda/pedoman bila hal tersebut tidak ditemukan dalam sunatullah dan sunaturrasul.
Sunnah imam tidak boleh bertentangan dengan sunnah Rasul dan sunnah rasul tidak boleh bertentangan dengan sunnah Allah. Selain itu ada wahyu Allah yang turun pada orang mukmin dan yang berkedudukan diatasnya yang berlaku hanya untuk penerima wahyu dan / atau jamaahnya.
Agar sesorang bisa bertaqwa, ia harus mengetahui / mempelajari as sunnah dan bisa menerima wahyu pribadi sebagai rambu rambu yang harus ditaati. Pada orang yang baru belajar agama, agar ia bisa belajar bertaqwa, ia wajib berlindung pada seorang imam yang telah bertaqwa yang ditunjuk Allah dan mengajar manusia berdasar petunjuk Allah. Bagaimana mungkin orang bisa taat lalu lintas sedang peraturan lalu lintas saja ia tidak tahu. Ini logaika yang bisa diterima semua orang. Karena itu Taqwa adalah harus melalui tahapan Islam / ahli ibadah dan iman / amal shaleh.
Taqwa adalah tahap awal dari ikhsan yang merupakan bagian akhir dari islam seutuhnya (islamul kaffah). Orang yang telah digelari Allah maqom Muttaqin adalah orang yang disetarakan dengan nabiyullah dari kalangan esrail (keturunan Ya’qub as) hanya setingkat dibawah nabiyullah Ibrahim as. Mutaqqin yang sesungguhnya adalah orang yang telah mencapai kalamullah yaitu suatu maqom / kedudukan dikala orang tersebut diberi kemampuan berbicara langsung dengan Allah. Dengan kemampuan tersebut, Allah akan membimbingnya pada jalan yang benar, dengan menurunkan wahyu yang mengandung perintah dan larangan dan dijalaninya semua itu karena Allah semata. Muttaqin yang sesungguhnya melakukan semua perbuatannya atas petunjuk Allah dan rasulnya. Petunjuk Allah dan rasulNya didapat dari sunatullah dan sunaturrasul. Sedang perbuatan yang belum didapat dari sunnah diatas, dimohonkan petunjuk langsung kepada Allah.
Q.S. Muhammad ayat 17
Artinya :
Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan Balasan ketaqwaannya.
Contoh perbuatan yang belum diatur dalam as sunnah adalah menentukan guru pembimbing ruhani, menentukan suami/istri, memilih pekerjaan sampai pemilihan metoda dalam menyelesaikan persoalan pekerjaan atau persoalan masyarakat. Bagi orang orang yang belum mencapai makom kalamullah hendaklah meyandarkan dirinya pada guru pembimbing ruhani (imam) yang ditunjuk Allah yang mempunyai kemampuan menerima petunjuk langsung dari Allah.
Setiap hari kita bersumpah “ sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam”, Tapi seberapa banyakkah sumpah kita, kita penuhi ?“ Kita menikahi Istri karena jatuh cinta, karena kecantikan atau kekayaan dan jabatan, tidak bertanya kepada Allah siapa istri yang diperuntukkan bagi kita, padahal kita tahu jodoh itu ketentuan Allah. Kita belajar agama kepada orang yang ditunjuk teman kita atau akal kita, bukan yang ditunjuk Allah. Kalau terhadap hal hal yang besar dalam hidup ini kita tidak melibatkan Allah, apalagi pada urusan yang lebih kecil? Setiap hari kita memohon diberi petunjuk dalam sholat kita, tetapi kita sudah bertindak sebelum petunjuk itu datang. Dimana konsistensi kita? Yang terjadi pada diri kita dengan kemudahan, itu adalah atas ijin Allah, tetapi belum tentu atas ridlo Allah. Karena yang Allah ijinkan belum tentu Allah ridloi.
Para muttaqin berpakaian menurut sunah rasul, walau tidak memakai gamis dan sorban, tetapi tidak bercelana pendek dimuka umum, pusarnya juga tersembunyi. Memakai baju dengan tangan kanan dulu disusul yang kiri, makan dengan tangan kanan dan sebagainya.
Hadits :
Artinya :
“Tinggikanlah kain sarungmu karena sesungguhnya ia lebih bersih buat pakaianmu dan lebih taqwa kepada Tuhanmu. (Shahih, R. Ahmad dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Asy’ats dari bibinya, dari pamannya. Dikutip dari Kitab Al Jamius Shaghier 1, hal. 288)
Memang tidak mungkin kita menyamai rasulullah, paling tidak sebagian besar yang kita lakukan telah mengikuti assunah dan menunggu petunjuk Allah untuk urusan besar sebelum kita lakukan.
Agama adalah perbuatan yang diridloi Allah, tidaklah seorang rasul diutus Allah kecuali menyempurnakan akhlak umatnya. Semua ibadah bila dilakukan dengan baik akan berdampak positif pada perilaku pengamalnya. Maka mari kita ikuti tuntunan Allah dan Rasulullah sebanyak banyaknya agar Rasulullah saw ridlo atas diri kita yang akan menurunkan ridlo Allah. Dan kita dimasukkan dalam jamaah orang orang yang bertaqwa.
Orang yang bertaqwa mendapat pelajaran dan tuntunan langsung dari Allah, dapat berbicara langsung dengan Allah (kalamullah), melaksanakan perintah dan menjauhi larangan yang berlaku untuk umum juga melaksanakan perintah dan menjauhi larangan yang berlaku untuk diri pribadinya. Iapun menerima janji Allah yang berlaku untuk umum juga menerima janji Allah yang berlaku untuk diri pribadinya. Janji itu dipegangnya teguh walau pelaksanaan janji itu jauh hari bahkan tahun kemudian, seperti yang dilakukan Yusuf as.
Q.S. Al Baqarah ayat 282
Artinya :
Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
Dengan mengacu keterangan / kriteria diatas, beranikah kita mengaku sebagai orang yang bertaqwa ? Kalau belum mari kita belajar bertaqwa dengan belajar sunatullah dan sunaturrasul serta menuntut ilmu pada seorang imam yang ditunjuk Allah, memohon dan menunggu turunnya petunjuk Allah untuk hal hal besar dalam kehidupan kita.
Q.S. Al Maidah ayat 35
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

Q.S. Al Anbiya ayat 73
Artinya :
Kami telah menjadikan mereka itu sebagai Imam-Imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah,

Q.S. Yusuf ayat 90
Artinya :
Mereka berkata: “Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?”. Yusuf menjawab: “Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami”. Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”
Kita tundukkan akal dan nafsu kita dengan as sunnah apapun alasannya. Semua yang bertentangan dengan as sunnah kita tolak walaupun masuk akal, sebaliknya kita terima hal hal yang tidak masuk akal tetapi masuk Qur’an dan / atau hadits.
Q.S. Al An’am ayat 69
Artinya :
Dan tidak ada pertanggung jawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa.
Setelah mencapai taqwa, kita menuju tawakal, yaitu memperuntukkan seluruh hidup kita untuk Allah dan membimbing hambanya yang memerlukan fatwa dan bimbingan, kebutuhan hidup sehari hari kita serahkan kepada Allah yang mengatur. Berikutnya melangkah ke tahap mukhlisin yaitu bertawakal tanpa rasa khawatir dan sedih hati apapun yang terjadi. Inilah jalan kewalian, inilah jihad teragung
Semoga yang sedikit ini dengan hidayah Allah mampu meluluhkan kesombongan kita dan menyadarkan akan kedudukan kita sebenarnya. Semoga Allah mengampuni kita semua.
Billahit taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum wr wb.

wallahualam bisawab,,

About cahayarasul

ingin beriman dan taqwa

Discussion

No comments yet.

Leave a comment